{ "placements": [ { "anchor": { "selector": "body", } }, "pos": 4, "type": 1, "style": { "top_m": 5, "bot_m": 10 } } ] }

  0


Home » Astronautika » SpaceX

SpaceX Elon Musk Menangi Kontrak Bernilai Rp 40 Triliun untuk Misi ke Bulan 2024

Elon Musk SpaceX Won Contract worth USD $2.9 Billion for 2024 Moon Mission

NASA pada hari Sabtu 17 April 2021 memilih SpaceX untuk membangun pesawat ruang angkasa yang akan mendaratkan astronot di bulan untuk pertama kalinya sejak misi Apollo terakhir pada 1972. Perusahaan ini mengalahkan Blue Origin and Dynetics milik Jeff Bezos, sebagai pemegang kontrak sebelumnya.

Kontrak ini bertujuan untuk pengembangan pesawat ruang angkasa yang bernama Artemis-1 dengan tujuan mendaratkan Astronot di bulan pada tahun 2024.



Pencapaian Terbesar SpaceX


Masih segar dalam ingatan saat SpaceX berhasil kirimkan manusia ke orbit Bumi dan berhasil memulangkannya sukses tanpa ada masalah pada 2020 silam.

SpaceX sebagai penyelenggara misi Crew-1 yang mana merupakan pencapaian terbesar SpaceX dan telah berhasil mengantarkan manusia pulang dan pergi dengan selamat ke luar angkasa.

Crew-1 sebelumnya adalah misi transportasi pulang-pergi untuk mengangkut para kru di Stasiun Internasional Luar Angkasa (ISS)

Ini menjadikan SpaceX sebagai perusahaan Top-Tier dan partner terpercaya bagi NASA dalam urusan transportasi manusia ke orbit bumi.

Nampaknya NASA lebih jatuh hati kepada SpaceX ketimbang Blue Origin.

Kontrak ini bernilai USD $ 2,9 miliar, atau setara 40 triliun rupiah. Sebelumnya dipegang oleh raksasa Blue Origin milik Jeff Bezos.

Padahal Blue Origin diketahui sebelumnya telah memiliki banyak rekanan dengan raksasa lain seperti Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Draper.

SpaceX berhasil ambil hati NASA


Ilustrasi misi berawak Artemis-1, pendaratan di bulan tahun 2024 | NASA

Melansir dari WashingtonPost, NASA awalnya memilih tiga perusahaan untuk fase awal kontrak, dan berharap dapat memilih dua di antaranya untuk membangun pesawat luar angkasa ke bulan.

Dalam program besar sebelumnya, NASA telah memilih beberapa vendor agar tercipta persaingan harga dan berjaga-jaga jika salah satu tidak dapat memberikan hasil memuaskan.

NASA mengatakan "ingin selalu menjaga suasana kompetitif pada semua tahapan program antariksa". Namun NASA kembali menambahkan bahwa "anggaran tahun fiskal NASA saat ini tidak mendukung satu pun kontrak".

Tak mau bergerak lambat, SpaceX memperbarui kontrak sehingga sesuai dengan anggaran NASA saat ini.

Yang berani tampil maju hanya dengan SpaceX. NASA nampaknya telah mempercayai perusahaan yang mulai berkembang seperti SpaceX karena prestasi Crew-1 yang sangat memuaskan.

Diharapkan dengan adanya misi Artemis-1 milik NASA yang bertujuan eksplorasi manusia ke Bulan kembali sukses ditorehkan NASA dengan para astronotnya pada 2024.

Artemis merupakan misi astronot ke bulan untuk pertama kalinya sejak misi terakhir Apollo pada 1972.

Beberapa Keberhasilan SpaceX


Antusiasme penonton saat peluncuran roket di Cape Canaveral, Florida, AS. Penonton bisa menyaksikan peluncuran roket dari jarak 5,6 kilometer | Reddit

Selama beberapa tahun terakhir SpaceX telah merevolusi industri luar angkasa.

Perusahaan SpaceX mulanya di dirikan oleh Musk pada 2002 dengan tujuan menerbangkan manusia dan kargo ke planet Mars.

SpaceX tidak seperti perusahaan biasa-biasa saja, ia bergerak dengan cepat dan lincah.

Bahkan saking cepatnya dengan misi uji coba, penerbangan purwarupa dan ledakan, serta produksi roket yang terbilang super cepat yang cukup membuat khawatir para kompetitornya.

SpaceX berhasil menarik perhatian banyak orang sehingga memicu antusiasme yang dulunya tidak pernah terlihat sejak awal zaman antariksa, kini terlihat bergairah kembali.

Terbukti dari video yang di rilis pada kanal Youtube resmi SpaceX yang selalu dibanjiri jutaan penonton dari berbagai negara setiap kali misi besar maupun kecil diluncurkan.

Jatuh Bangun SpaceX


Musk saat merokok ganja di siaran podcast komedian Joe Rogan pada 2018, saham Tesla langsung jatuh 8.2% | NYPost

Musk sendiri tidak pernah membayangkan perusahaan SpaceX yang didirikannya pada 2008 bisa berhasil dan sukses sampai sejauh ini.

Pada 2015 setelah tiga uji terbang roket Falcon 1 gagal mencapai orbit, Musk hampir kehabisan uang dan berada di ambang kebangkrutan.

Salah satu roket Falcon 9-nya meledak dalam misi menerbangkan kargo NASA ke ISS. Satu lagi meledak di landasan peluncuran jelang uji mesin pada 2016.

Dan setelah Musk merokok ganja di siaran podcast di Internet, Administrator NASA saat itu Jim Bridenstine memerintahkan tinjauan keamanan menyeluruh di SpaceX.

Namun keadaan berkata lain tes keempat berhasil, dan NASA memberi perusahaan SpaceX kontrak sederhana yang membuatnya tetap bertahan.

Pada tahun-tahun setelahnya, SpaceX telah menerbangkan kargo dan pasokan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Prestasi dan konsistensi SpaceX telah mengatasi skeptisme dari para Astronot yang beranggapan penerbangan luar angkasa tidak boleh dipegang swasta

Terlepas dari kemunduran, SpaceX telah mencapai kesuksesan besar - menerbangkan astronot dengan aman dan mendominasi pasar peluncuran, sekaligus menurunkan biaya dan secara dramatis sekaligus meningkatkan jumlah penerbangan.

Untuk program Artemis, SpaceX menawarkan pesawat luar angkasa Starship yang dapat digunakan kembali, yang dirancang untuk menerbangkan banyak orang ke luar angkasa dan mampu mendarat di benda langit serta kembali ke Bumi.

Kekalahan Blue Origin


SpaceX adalah salah satu dari dua penyedia yang disewa oleh NASA untuk menerbangkan astronotnya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Pada tahun lalu SpaceX berhasil membawa 2 kru ke ISS, dan misi berikutnya dijadwalkan diluncurkan dalam waktu dekat.

Sedangkan Boeing, perusahaan penyedia lainnya yang disewa untuk mengangkut kru ke stasiun ISS pulang-pergi, belum sekali pun menerbangkan misi uji coba dengan astronot.

Atas dasar ini menjelaskan mengapa NASA memiliki setidaknya dua penyedia di program utama. Agar lebih redundant

Kru NASA di ISS yang pulang-pergi menggunakan transportasi via SpaceX Crew-1 Mission pada November 2020 | Space

Menurut dokumen lainnya juga menjelaskan keputusan NASA. Tawaran SpaceX "adalah yang terendah di antara para penawar dengan selisih yang besar.".

NASA juga menyukai kemampuan Starship untuk mengangkut banyak kargo ke dan dari permukaan bulan.

NASA mengatakan "ini memiliki potensi untuk sangat bagus untuk meningkatkan penelitian ilmiah lainnya". Disamping itu NASA juga memiliki proyek lanjutan untuk menyediakan layanan berulang secara teratur ke permukaan bulan yang akan memungkinkan misi berawak secara berkelanjutan.

Program Artemis dimulai di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump dan dilanjutkan oleh pemerintahan Biden. Awal bulan ini, pemerintahan Biden mengusulkan anggaran $ 24,7 miliar untuk NASA, peningkatan 6,3 persen yang termasuk tambahan USD $ 325 juta untuk program Artemis.

Penjabat Administrator NASA Steve Jurczyk memuji permintaan tersebut dan mengatakan "mendukung pengembangan kemampuan untuk eksplorasi manusia jangka panjang yang berkelanjutan di luar Bumi, dan akhirnya ke Mars".

Sebelumnya NASA berjanji akan mendaratkan seorang wanita di bulan sebagai bagian dari pendaratan pertama Artemis di bulan.

Kontrak untuk pesawat pendaratan di Bulan sebelumnya diberikan tiga kontrak awal kepada Blue Origin, Dynetics dan SpaceX.

Dalam pemberian kontrak awal tersebut, NASA mengatakan Blue Origin dan timnya adalah yang terbaik dan memberikannya kontrak terbesar, USD $ 579 juta. Dynetics, yang bermitra dengan Sierra Nevada Corp., menerima USD $ 253 juta, dan SpaceX memenangkan USD $ 135 juta.

Jeff Bezos menjelaskan cara pulang pergi Kru Astronot dengan Kapsul New Shepard di Sebuah Simposium di Colorado, April 2017 | SpaceNews

Kekalahan ini merupakan pukulan besar bagi Blue Origin, dan bagi Bezos, yang telah lama terpesona oleh bulan dan selama bertahun-tahun ingin menjadi bagian dari upaya untuk kembali ke sana.

Bezos mengatakan bahwa menonton Neil Armstrong dan Buzz Aldrin berjalan di bulan ketika dia berusia 5 tahun adalah "momen penting" baginya.

Blue Origin telah meluncurkan sistem pendaratannya, yang dikenal sebagai Blue Moon, sejak 2017, dan Bezos mengatakan ia akan berinvestasi di dalamnya sendiri.

Pada 2019, Bezos mengatakan bahwa program tersebut “sangat ambisius sehingga perlu dilakukan dengan mitra. Ini adalah satu-satunya cara untuk kembali ke bulan dengan cepat. Kita tidak akan kembali ke bulan untuk berkunjung. Kita akan kembali ke bulan untuk tinggal.”

Rate Artikel


Komentar Artikel

Perhatian :
Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu



Contoh : email_saya@gmail.com



Komentar berhasil di-input
Error!

Artikel Lainnya


Artikel Terbaru


Media Sosial